Selasa, 30 Juli 2019


BAHAN AJAR

Sekolah                                                 : SMA Al Azhar 3 B. Lampung
Mata Pelajaran                    : Fisika
Kelas/Semester                    : XII / Ganjil
Materi Pokok                       : Rangkaian arus searah
Alokasi Waktu                     : 6 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit

A.      Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.1    Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) berikut keselamatannya dalam kehidupan sehari-hari
·   Memahami arus listrik dan pengukurannya
·   Memahami Hukum Ohm
·   Menjelaskan arus listrik dalam rangkaian tertutup
·   Menganalisis hambatan sepotong kawat penghantar
·   Menganalisis rangkaian hambatan
·   Menganalisis gabungan sumber tegangan listrik
·   Memahami Hukum II Kirchoff
·   Menganalisis energi dan daya listrik
·   Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari
4.1    Melakukan percobaan prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC) dengan metode ilmiah berikut presentasi hasil percobaan
·   Membuat percobaan tentang rangkaian listrik searah
·   Menyajikan hasil percobaan tentang rangkaian listrik searah baik lisan maupun tulisan secara sistematis

B.      Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
·         Memahami arus listrik dan pengukurannya
·         Memahami Hukum Ohm
·         Menjelaskan arus listrik dalam rangkaian tertutup
·         Menganalisis hambatan sepotong kawat penghantar
·         Menganalisis rangkaian hambatan
·         Menganalisis gabungan sumber tegangan listrik
·         Memahami Hukum II Kirchoff
·         Menganalisis energi dan daya listrik
·         Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari
·         Membuat percobaan tentang rangkaian listrik searah
·         Menyajikan hasil percobaan tentang rangkaian listrik searah baik lisan maupun tulisan secara sistematis


C.      Materi Pembelajaran

ARUS LISTRIK DALAM RANGKAIAN TERTUTUP
Rangakain tertutup adalah rangkaian yang ujung dan pangkal rangkaian bertemu. Di dalam sumber listrik pada umumnya terdapat hambatan yang disebut hambatan dalam yang diberi lambang r.
Gambar 5.6 di bawah adalah rangkaian tertutup sederhana yang terdiri atas hambatan luar R, elemen yang ber GGL = E, dan berhambatan dalam r yang dihubungkan dengan kawat penghantar.

Besar kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tertutup tersebut dapat dihitung dengan persamaan:dengan persamaan:

i = kuat arus listrik (dalam ampere)
E = GGL baterai (dalam volt)
R = hambatan luar (dalam ohm)
r = hambatan dalam (dalam ohm)

Untuk memahami pengertian GGL baterai (sumber listrik) dan tegangan jepit baterai, maka lakukan percobaan di bawah ini.
Percobaan 5.4: GGL dan tegangan jepit


Contoh soal 5.3
1. Sebuah lampu yang berhambatan 9,8 ohm dinyalakan dengan sebuah baterai yang ber-GGL 1,5 volt dan berhambatan dalam 0,2 ohm. Hitunglah: 
a.       kuat arus yang mengalir dalam rangkaian 
b.       tegangan jepit baterai
c.        tegangan polarisasi baterai



2. Suatu penghantar pada saat ujung-ujungnya diberi beda potensial v arus yang mengalir 50 mA. Berapakah arus listrik yang mengalir melalui penghantar tersebut jika diberi beda potensial 1,5 V.



3. Sebuah alat listrik yang berhambatan 19,8 dihubungkan dengan baterai yang ber-GGL = E volt dan berhambatan dalam 0,2 Ω. Jika tegangan jepit baterai = 1,98 volt, maka berapa nilai dari E tersebut?







BAHAN AJAR

Sekolah                                : SMA Al Azhar 3 B. Lampung
Mata Pelajaran                    : Fisika
Kelas/Semester                    : X / Ganjil
Materi Pokok                       : Pengukuran
Alokasi Waktu                     : 3 Minggu x 3 Jam Pelajaran @45 Menit

A.      Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.2.    Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka penting, serta notasi ilmiah
·       Mengamati pembuatan daftar (tabel)  nama besaran, alat ukur, cara mengukur
·       Membuat daftar (tabel)  nama besaran, nama alat ukur, dan cara mengukur, dan satuan yang digunakan secara individu, termasuk  yang berlaku di daerah setempat
·       Menyebutkan beberapa alat ukur panjang, alat ukur massa dan alat ukur waktu
·       Menggunakan alat ukur panajang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu
·       Menemukan cara membaca skala, dan menuliskan hasil pengukuran
·       Mendiskusikan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan angka penting), cara menggunakan alat ukur, cara membaca skala, cara menuliskan hasil pengukuran
·       Menyimpulkan aspek ketelitian, menerapkan aspek ketepatan, dan melaksanakan aspek keselamatan kerja, serta memaksimalkan aspek alat yang digunakan dalam mengukur
·       Mengukur masa jenis kelereng (pengukuran dilakukan satu kali) dan batu kerikil (dilakukan berulang dengan ukuran beda dan jenis yang sama) secara berkelompok
·       Melaksanakan pengukuran dengan menggunakan neraca, jangka sorong atau mikrometer, dan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur
4.2.    Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan ilmiah
·       Mengolah data hasil pengukuran berulang
·       Mengolah data hasil pengukuran dalam bentuk penyajian data, membuat grafik, menginterpretasi data dan grafik, dan menentukan ketelitian pengukuran, serta menyimpulkan hasil interpretasi data
·       Menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk grafik hasil pengukuran,
·       Menginterpretasi data dan grafik, dan menghitung kesalahan,
·       Menyimpulkan hasil interpretasi data dalam laporan tertulis hasil kerja
·       Membuat laporan tertulis dan mempresentasikan hasil pengukuran

B.      Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
·         Mengamati pembuatan daftar (tabel)  nama besaran, alat ukur, cara mengukur
·         Membuat daftar (tabel)  nama besaran, nama alat ukur, dan cara mengukur, dan satuan yang digunakan secara individu, termasuk  yang berlaku di daerah setempat
·         Menyebutkan beberapa alat ukur panjang, alat ukur massa dan alat ukur waktu
·         Menggunakan alat ukur panajang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu
·         Menemukan cara membaca skala, dan menuliskan hasil pengukuran
·         Mendiskusikan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan angka penting), cara menggunakan alat ukur, cara membaca skala, cara menuliskan hasil pengukuran
·         Menyimpulkan aspek ketelitian, menerapkan aspek ketepatan, dan melaksanakan aspek keselamatan kerja, serta memaksimalkan aspek alat yang digunakan dalam mengukur
·         Mengukur masa jenis kelereng (pengukuran dilakukan satu kali) dan batu kerikil (dilakukan berulang dengan ukuran beda dan jenis yang sama) secara berkelompok
·         Melaksanakan pengukuran dengan menggunakan neraca, jangka sorong atau mikrometer, dan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur

C.      Materi Pembelajaran

                                                                                PERTEMUAN PERTAMA


BESARAN DAN SATUAN
A.   Besaran dan Satuan :
Besaran adalah sesuatu yang mempunyai besar ( nilai ) dan satuan .
Dalam fisika ada beberapa besaran yang tidak memiliki satuan , antara lain : koefisien gesek , indeks bias , lembab nisbi dan efisiensi / daya guna .

Besaran Pokok dan Besaran Turunan :
        1.1.Besaran Pokok     :  
                                                    adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk mendifinisikan besaran lain . Besaran pokok ini bebas terhadap besaran pokok lainnya.

       Tujuh besaran pokok , lambang dan dimensi dalam fisika :

No
Besaran Pokok
Lambang
Dimensi
Besaran
Satuan
1
Panjang
l
m
L
2
Massa
m
kg
M
3
Waktu
t
s
T
4
Kuat arus
i
A
I
5
Suhu
T
K
θ
6
Intensitas cahaya
Φ
cd
 J
7
Kuantitas zat
n
mol
N


           1.2.Besaran  Turunan : Besaran yang diturunkan dari besaran  pokok                     .
        Contoh :
No.
Besaran Turunan
Nama Satuan
Lambang Satuan
1
Kecepatan
meter/sekon
m/s = m.s -1
2
Percepatan
meter/sekon2
m/s2 = m.s -2
3
Luas
meter 2
m 2
4
Volume
meter 3
m 3
5
Massa jenis
kilogram/m3
kg/m3 = kg.m-3
6
Berat
newton
kg.m/s2 = kg.m.s-2
7
Gaya
newton
kg.m/s2 = kg.m.s-2
8
Energi
joule
kg.m2/s2  = kg.m-2.s.-2
9
Daya
watt
kg.m2/s  = kg.m-2.s.-1
10
Tekanan
pascal
kg./m s2  = kg.m-1.s.-2

















Dimensi fisika

Analisis dimensi fisika dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan penurunan persamaan. Dalam melakukan analisis dimensi, hanya besaran fisika berdimensi sama yang dapat saling ditambahkan, dikurangkan atau disamakan. Jika besaran fisika berdimensi sama maupun berbeda dikalikan, dibagi atau dipangkatkan, dimensi besaran-besaran tersebut juga dikalikan, dibagi atau dipangkatkan.

Dimensi dari besaran turunan dapat disusun dari dimensi besaran-besaran pokok. 


DIMENSI UNTUK BEBERAPA BESARAN TURUNAN
Tidak hanya berpaku pada tabel diatas, cukup banyak besaran turunan lainnya yang dapat dibuat dimensinya untuk membuktikan kebenaran dari besaran atau persamaan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan besaran turunan makin meningkat sehingga dapat dikatakan dimensi besaran turunan dapat terus diperbaharui.





FUNGSI DIMENSI
Jika dipahami dengan seksama, dapat diambil kesimpulan beberapa fungsi dari dimensi, yaitu :
1. Dimensi digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu persamaan.
Pembelajaran ilmu fisika banyak bentuk-bentuk penjelasan sederhana untuk memudahkan seperti persamaan fisika. Bagaimana cara membuktikan kebenarannya? Salah satunya adalah dengan analisa dimensional.
Analisis Dimensional
Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara memperhatikan dimensi besaran tersebut. Salah satu manfaat dari konsep dimensi adalah untuk menganalisis atau menjabarkan benar atau salahnya suatu persamaan (fungsi dimensi). Metode penjabaran dimensi atau analisis dimensi menggunakan aturan :
§  Dimensi ruas kanan sama dengan dimensi ruas kiri
§  Setiap suku berdimensi sama

Contoh :
Sebuah benda yang bergerak diperlambat dengan perlambatan a yang tetap dari kecepatan v0 dan menempuh jarak sebesar S maka akan berlaku hubungan v02=2aS. Buktikan kebenaran persamaan itu dengan analisa dimensional!
Penyelesaian :
Kecepatan awal v0 = m/s   è[v0] = [L][T]-1
Percepatan      a = m/s è[a]  = [L][T]-2
Jarak Tempuh S = m      è[S]  = [L]
Persamaan :
V02=2aS


Karena kedua ruas kiri dan kanan sama, artinya persamaannya kemungkinan besar benar.

2. Dimensi digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran dari besaran-besaran yang mempengaruhinya.
Untuk membuktikan hukum-hukum fisika dapat dilakukan prediksi-prediksi dari besaran yang mempengaruhinya. Dari besaran-besaran ini dapat ditentukan persamaan dengan analisa dimensional.

PERTEMUAN KEDUA
ALAT UKUR

Alat ukur adalah instrument yan digunakan untuk melakukan pengukuran.




Pengukuran adalah tindakan untuk membandingkan sebuah benda dengan standar ukur. Untuk standar ukur satuan telah kita pelajari kemaren. Ada Kg untuk massa, ada meter (m) untuk panjang dan yang lainya.

Jenis - Jenis Alat Ukur Besaran

Harus diketahui, satuan untuk standar internasional adalah satu, namun alat yang kita gunakan untuk pengukuran ada bermacam - macam. Untuk melakukan pengukuran terhadap besaran panjang, ada beberapa jenis alat yang digunakan. Mari kita simak pembahasanya 

Alat Ukur Besaran Panjang

Terdapat beberapa jenis alat ukura yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap besaran panjang. Mengapa demikian ? Karena objek yang kita ukur juga ada berbagai jenis dan bentuk. Jadi alat ukur panjang ini disesuaikan dengan objek ukur untuk mendapatkan hasil yang maksimal
  • Mistar (Penggaris)
Saya yakin sekali teman - teman pasti mengetahui alat ini. Penggaris biasa teman - teman gunakan untuk membuat garis di buku agar hasilnya lurus. Penggaris merupakan salah satu alat ukur panjang. Beberapa hal yang perlu diketahui tentnag alat ini adalah sebagai berikut
 Ketelitian sebuah mistar/ penggaris adalah setengah dari nilai skala terkecilnya, Apabila dalam sebuah penggaris skala terkecil adalah 1 mm, berarti ketelitianya adalah 0,5 mm.
  • Rollmeter
Alat ukur panjang ini digunakan untuk pengukuran skala lapangan. Panjang rollmeter biasanya antara 25 hingga 50 meter dengan skala terkecil adalah 1 mm. Rollmeter ini digunakan untuk mengukur panjang dan lebar sebuah tanah atau pekarangan, lebar dan panjang jalan, dan lain sebagainya.



  • Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang untuk pengukuran skala kecil. Alat ini digunakan misalnya untuk mengukur ketebalan benda, diamter luar atau diameter dlam sebuah silinder, dan juga kedalaman sebuah lobang kecil.

Jangka Sorong terdiri dari dua skala. Skala utama dan skala nonius. Ketelitian alat ini mencapai 0,1 mm. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong didapat dari kedua skala yang ada pada alat ini. Bagaimana cara pengukuran dengan jangka sorong ?

Lihat ganbar di bawah ini,



  • Mikrometer Sekrup
Mikrometer tidak jauh berbeda fungsinya dengan jangka sorong, akan tetapi alat ini khusus digunakan untuk pengukuran ketebalan yang relatif tipis seperti, tebal plat, seng, dan sejenisnya. Terdapat dua skala pada alat ukur ini yaitu skala tetap dan skala putar (nonius).

Skala Utama (Skala Tetap) - Skala ini terbagi menjadi dua. Skala atas dan skala bawah dengan satuan milimeter (mm)

Skala Putar (Skala Nonius) - Skala ini terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar serta bergesaer ke depan dan ke belakang. Satu putaran skala ini membuat Skala Utama bergeser 0,5 mm.

 Satu skala pada Skala Putar bernilai : (1/ 50) x 0,5 mm = 0,01 mm. Inilah batas ketelitian mikrometer 
Berikut Contoh kasus pengukuran dengan mikrometer skrup





Alat Ukur Besaran Massa
  • Neraca Dua Lengan
Neraca dua lengan ini biasanya digunakan untuk menimbang atau mengukur massa logam emas, perak, atau juga untuk menimbang obat. Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 gram
  • Neraca Ohauss
Neraca ini juga digunakan untuk menimbang jenis - jenis logam seperti pada neraca dua lengan dan ketelitian neraca ohauss sama yaitu 0,1 gram

Selain alat ukur tersebut diatas masih banyak lagi alat ukur massa jenis lainya seperti, timbangan digital, timbangan lengan gantung dan lainya.

Alat Ukur Besaran Waktu

Waktu yang dimaksudkan di bab ini adalah menunjukan lamanya kejadian atau sebuah peristiwa berlangusng. Alat yang digunakan untuk mengukur waktu adalah sebagai berikut :

  • Stopwatch  -  Alat ini digunakan untuk pengukuran dalam kegiatan olah raga. Ketelitian alat ukur ini adala sekitar 0,1 detik. 
  • Arloji (jam) -  Ini juga merupakan alat ukur waktu. Ketelitian untuk arloji kita adalah sekitar 1 detik.
  • Jam Cesium - Ini adalah sebuah jam atom yang mempunyai ketelitian yang sangat tinggi. Jam ini dibuat dengan ketelitian 1 detik setiap 3000 tahun. 












PERTEMUAN KETIGA

Angka Penting: Penjumlahan dan Pengurangan, Perkalian dan Pembagian, Pembulatan serta Notasi Ilmiah
Pengertian angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Ada 6 syarat dalam aturan penulisan angka penting:
1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 7,18 (dari deretan angka ini, terdapat 3 angka penting)
7712 (ada 4 angka penting)
2. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol bukan angka penting
Contoh: 77120 (4 angka penting)
3. Angka nol yang terletak di belakang penting (DALAM DESIMAL) adalah angka penting
7,1800 (5 angka penting)
4. Angka nol yang ada di depan angka penting (DALAM DESIMAL )bukan angka penting
Contoh: 0,0000718 (3 angka penting)
5. Angka nol di belakang angka penting (DALAM DESIMAL) adalah angka penting
Contoh: 0,000007180 (4 angka penting)
6. Angka nol di antara angka penting adalah angka penting
Contoh: 71800,7001 (9 angka penting)

penjumlahan dan pengurangan pada angka penting
Ada sedikit perbedaan dalam perhitungan antara secara matematis dan “penghitungan angka penting” di fisika ini.
Sebagai contoh:
Dalam hitungan matematis, 2,8 + 3,42 = 6,22

Pada contoh tadi, kita punya kesimpulan bahwa: 2,8 adalah yang paling sedikit angka taksiran/angka di belakang komanya (satu). Oleh karena itu, hasil penghitungannya pun mengikuti ini. Sehingga, dalam penghitungan angka penting, hasil dari:
2,8 + 3,42 = 6,2 
Contoh lain:
0,007 + 0,12 = 0,12
14,244 – 2,1 = 12,1
9,0 – 6,21 = 2,8
15 – 11,02 = 4,0 (hal ini dikarenakan 15 kita anggap sebagai 15,0)


Dalam penghitungan matematis, hasil dari 2,4 x 1,11 = 2,664
Pada penghitungan perkalian dan pembagian pada angka penting, hasil akhirnya harus selalu melihat kepada “jumlah angka penting yang paling sedikit”.
Pada kasus tadi, jumlah angka penting paling sedikit ada pada 2,4 (dua angka penting), sehingga, hasil dari penghitungan tersebut juga harus mempunyai 2 angka penting.
Hasil:
2,4 x 1,11 = 2,6
Contoh lain:
0,007 x 0,12 = 0,001 (karena yang angka penting paling kecil adalah 1 angka penting, yaitu dari 0,007)


Ada beberapa hal yang harus kamu tahu saat pembulatan. Hal paling sederhana adalah, pembulatan ke atas dan ke bawah. Angka yang berada di bawah 5, akan selalu dibulatkan ke bawah (23,4 dibulatkan menjadi 23). Sementara angka di atas 5, akan dibulatkan ke atas (23,7 dibulatkan menjadi 24).
Lalu, bagaimana dengan 23,5?
Harus kita bulatkan menjadi apa 24,5?
Nah, untuk kasus pembulatan dengan angka 5, kamu harus liat apakah angka itu merupakan bilangan ganjil atau genap.
Apabila bilangan ganjil, pembulatannya dilakukan ke atas (23,5 dibulatkan menjadi 24).
Apabila bilangan genap, pembulatannya dilakukan ke bawah (24,5 dibulatkan menjadi 24).


Notasi ilmiah adalah cara kita menuliskan notasi angka dalam bentuk yang berbeda. Seperti misalnya, angka 0.0004. Apabila kita ubah ke dalam bentuk notasi ilmiah akan menjadi: 4 x 103

Angka depan (a) dari notasi ilmiah "harus berada di antara 1 sampai 9,9"
Itu artinya, angka 23000, tidak bisa kamu ganti menjadi 23 x 103, tetapi harus ditulis menjadi 2,3 x 104.


Medan Magnet Akibat Arus Listrik

  NAMA GURU                                    : ROSMAWATI, S.Pd 2.         MATA PELAJARAN                           : FISIKA 3.         KEL...