Rabu, 04 Januari 2023

TEORI RELATIVITAS KHUSUS KELAS 12 IPA 5

  Teori relativitas adalah teori sains yang pernah digagas oleh ilmuwan bernama Albert Einstein pada rentang waktu antara 1905 hingga 1915. Seperti dicatat dalam laman Live Science, secara mendasar teori relativitas dapat dimaknai sebagai sifat-sifat konstan dari hukum fisika yang berlaku universal (di mana saja).

Jika manusia di Bumi mengalami dan menjalani hukum fisika mengenai gravitasi dan kecepatan cahaya, misalnya, maka hukum tersebut akan berlaku sama jika manusia berada di mana pun di alam semesta ini. Nah, universalitas inilah yang diulas secara mendalam dalam sebuah gagasan teori bernama relativitas.

Meskipun hukum fisika tetap berlalu sama, perasaan tiap-tiap orang terhadap hukum-hukum tersebut akan berbeda satu sama lain. Misalnya, jika si A sedang menumpangi sebuah wahana dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka si A akan merasa bahwa waktu yang ada di sekitarnya menjadi lambat. Padahal, orang-orang lain yang berada di luar wahana tersebut merasa waktu berjalan sama saja seperti biasa.

Secara nyata, hukum fisika mengenai waktu sebetulnya tetap. Namun, perbedaan sudut pandang antara si A dengan orang lain inilah yang dapat berbeda atau dianggap relatif. Ada lagi contoh sederhana: Jika si A melakukan sesuatu yang ia senangi, maka waktu seakan bergerak cepat. Sedangkan, jika ia melakukan hal yang tidak disukai, maka ia merasa waktu berjalan sangat lambat.

Nah, di sini kamu mulai paham, kan? Secara mendasar, konsep relativitas menjelaskan tentang universalitas hukum fisika, alias hukum fisika akan berlaku sama di mana pun meskipun kamu berada di ujung alam semesta. Namun, cara pandang kamu terhadap kejadian di sekitarmu yang membuatnya berbeda, itulah yang disebut relatif.

Postulat Relativitas Khusus Einstein

Postulat relativitas Einstein merujuk pada kerangka acuan inersia yang bergerak dengan kecepatan konstan (tetap) relatif terhadap kerangka acuan inersia lainnya. Dari hasil kajiannya, Einstein mengemukakan dua postulat, yaitu:

  1. Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersia.
  2. Kecepatan cahaya yang merambat di ruang hampa udara (ruang vakum) bernilai sama untuk semua kerangka acuan inersia, yaitu sekitar c = 3108 m/s.

Postulat Pertama

Postulat ini didasarkan pada tidak adanya kerangka acuan umum yang diam mutlak, sehingga tidak dapat ditentukan mana yang dalam keadaan diam dan mana yang dalam keadaan bergerak.

Misalnya, seseorang berinisial A berada di dalam pesawat dan seseorang berinisial B berada di permukaan bumi. Dari sudut pandang A, pesawat diam terhadap dirinya dan permukaan bumi-lah yang bergerak. 

Sedangkan dari sudut pandang B, permukaan bumi tempat dia berpijak yang tetap diam dan pesawat tempat A beradalah yang bergerak. Itulah kenapa disebut relativitas ya! Karena semua kerangka acuan inersianya kita pandang secara relatif, tergantung di mana sudut pandang kita berada!


Postulat Kedua

Pada postulat ini, Einstein menyatakan bahwa kecepatan cahaya (c) yang merambat di ruang hampa udara (ruang vakum) bernilai sama untuk semua kerangka acuan inersia.

Jadi, ketika kerangka acuan yang kita gunakan adalah kerangka acuan inersia, maka nilai kecepatan cahaya itu selalu sama, mau kita memandang dari kerangka acuan inersia yang satu maupun kerangka acuan inersia lainnya. 

Terus, kalau mediumnya berupa ruang hampa udara (ruang vakum), kecepatan cahaya itu konstan dinilai sekitar 3108 m/s ya! Nah dampak dari postulat kedua relativitas khusus Einstein ini menyebabkan, segala pengukuran peristiwa relativistik harus dibandingkan dengan kecepatan cahaya dan tidak ada kecepatan yang lebih besar dari kecepatan cahaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Medan Magnet Akibat Arus Listrik

  NAMA GURU                                    : ROSMAWATI, S.Pd 2.         MATA PELAJARAN                           : FISIKA 3.         KEL...