Rabu, 29 Juli 2020

X IPA 1 JAM PELAJARAN KE 1-3


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium

Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian khusus , karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium.
Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia

Peraturan Keselamatan Kerja

Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
  1. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.
  2. Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang menyebabkan terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.
  3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun
  4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :
  1.  Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
  2. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
  3. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
  4. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
  5. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K).
  6. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
  7. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk laboran dan kepala Laboratorium.
  8. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di laboratorium
  9. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas meja kerja.

Pakaian di Laboratorium

Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari.
Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
  1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu safety yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus menggunakan sepatu safety yang memenuhi standar. Bagi wanita juga harus menggunakan sepatu safety khusus wanita.
  2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang berputar.
  3. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
    Bekerja dengan Bahan Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan kecermatan dalam penanganannya.
Adapaun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus ( cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)

Memindahkan Bahan Kimia

Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada setiap kerjanya.
Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
  1. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
  2. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
  3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
  4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros Memindahkan Bahan Kimia Cair. Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang wujudnya cair.
Hal yang harus diperhatikan adalah :
  1. Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak tangan memegang botol tersebut.
  2. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran yang ada diatas meja.
  3. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
  4. Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah.

Memindahkan Bahan Kimia Padat

Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut :
  1. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
  2. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
  3. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu
  4. sendok untuk bermacam macam keperluan.

Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi

Pemanasan tabung reaksi sering dilakukan dalam suatu percobaan di laboratorium.
Ada banyak reaksi yang harus dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses reaksi.
Tata cara melakukan pemanasan tabung reaksi adalah :
  1. Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
  2. Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
  3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
  4. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak
  5. mengenai orang lain.

Cara memanaskan dengan gelas Kimia

Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia ( bukan tabung reaksi) maka harus memperhatikan aturan sebagai berikut :
  1. Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
  2. Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan mendadak.
  3. Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya saja supaya tidak terjadi tumpahan.

Peralatan dan Cara Kerja

Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, oleh karena itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
  1. Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak tangan .
  2. Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila memasukkan gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
  3. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja
  4. karena mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah masih baik atau tidak.
  5. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang
  6. sedikit demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya

Pembuangan Limbah

Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu penanganan khusus :
  1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
  2. Buang pada tempat yang disediakan
  3. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
  4. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
  5. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang ,dg
  6. pengenceran air yang cukup banyak.
  7. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
  8. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan diberi label yg jelas.

Terkena Bahan Kimia

Kecelakaan kerja biasa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati.
Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
  1. Jangan panik .
  2. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya dilarang bekerja sendirian di laboratorium.
  3. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersegut, bila memungkinkan bilas sampai bersih
  4. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
  5. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
  6. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya. Terjadi Kebakaran Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar.
Bila terjadi kebakaran maka :
  1. Jangan Panik
  2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
  3. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dengan kelas pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dll tidak boleh disiram dengan air)
  4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan sapu tangan.
  5. Gunakan sepatu safety yang tahan minyak.
  6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
  7. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karenanya No Telpon Pemadam Kebakaran haru ada di Lab.

Kombinasi Bahan yang harus dihindari

Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh karenanya harus dihindari.
  1. Natrium atau Kalium dengan air
  2. Amonium nitrat, serbuk seng dan air
  3. Kalium nitrat dengan natrium asetat
  4. Nitrat dengan ester
  5. Peroksida dengan magnesium, seng atau aluminium
  6. Benzena atau alkohol dengan api

Gas Berbahaya

Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium. Gas gas tersebut adalah :
  1. Bersifat Iritasi gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin, sulfur dioksida ( cermati baunya yg nyegrak).
  2. Karbon monoksida sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas tersebut dihindari, karena tidak berwarna, dan tidak berbau
  3. Hidrogen sianida berbau seperti almond Hidrogen sulfida dikenali dari baunya Hidrogen selenida (H2Se) gas yg sangat beracun.
simbol keselamatan kerja di laboratorium

Kamis, 23 Juli 2020

MATERI KELAS X IPA 2


BAHAN AJAR

Sekolah                                                 : SMA Al Azhar 3 B. Lampung
Mata Pelajaran                    : Fisika
Kelas/Semester                    : X / Ganjil
Materi Pokok                       : Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah
Alokasi Waktu                     : 2 Minggu x 3 Jam Pelajaran @45 Menit

A.      Kompetensi Inti
·         KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
·         KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
·         KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B.      Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.1     Menjelaskan hakikat ilmu Fisika dan perannya dalam kehidupan, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium
·       Mengamati tentang fenomena Fisika dalam kehidupan sehari-hari
·       Mengamati tentang hubungan Fisika dengan disiplin ilmu lain
·       Mengamati tentang prosedur ilmiah,
·       Mengamati tentang keselamatan kerja di laboratorium
·       Mengamati tentang prosedur ilmiah dalam hubungannya dengan keselamatan kerja di laboratorium
·       Mendiskusikantentang fenomena Fisika dalam kehidupan sehari-hari
·       Mendiskusikan tentangghubungan Fisika dengan disiplin ilmu lain
·       Mendiskusikan tentangprosedur ilmiah
·       Mendiskusikan tentangkeselamatan kerja di laboratorium
·       Mendiskusikan tentang prosedur ilmiah dalam hubungannya dengan keselamatan kerja di laboratorium
·       MenyimpulkantentangfenomenaFisikadalamkehidupansehari-hari
·       Menyimpulkan tentang ilmu Fisika dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain
·       Menyimpulkan tentang prosedur ilmiah
·       Menyimpulkan tentang keselamatan kerja di laboratorium
·       Menyimpulkantentangprosedurilmiahdalamhubungannyadengankeselamatankerja di laboratorium
4.1     Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor
·       MempresentasikantentangpemanfaatanFisikadalamkehidupansehari-hari, metodeilmiahdankeselamatankerjaketikamelakukankegiatanpengukuranbesaran Fisika

C.      Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
·         Mengamati tentang fenomena Fisika dalam kehidupan sehari-hari
·         Mengamati tentang hubungan Fisika dengan disiplin ilmu lain
·         Mengamati tentang prosedur ilmiah,
·         Mengamati tentang keselamatan kerja di laboratorium
·         Mengamati tentang prosedur ilmiah dalam hubungannya dengan keselamatan kerja di laboratorium
·         Mendiskusikantentang fenomena Fisika dalam kehidupan sehari-hari
·         Mendiskusikan tentangghubungan Fisika dengan disiplin ilmu lain
·         Mendiskusikan tentangprosedur ilmiah
·         Mendiskusikan tentangkeselamatan kerja di laboratorium
·         Mendiskusikan tentang prosedur ilmiah dalam hubungannya dengan keselamatan kerja di laboratorium
·         MenyimpulkantentangfenomenaFisikadalamkehidupansehari-hari
·         Menyimpulkan tentang ilmu Fisika dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain
·         Menyimpulkan tentang prosedur ilmiah
·         Menyimpulkan tentang keselamatan kerja di laboratorium
·         Menyimpulkantentangprosedurilmiahdalamhubungannyadengankeselamatankerja di laboratorium

D.      Materi Ajar

§  Hakikat Fisika
Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis. Fisika sebagai salah satu cabang dari sains merupakan ilmu pengetahuan yang memepelajari materi dan energy serta interaksi antara keduanya. Hakikat fisika adalah Fisika sebagai produk (a body knowledge), sikap (a way of thingking), dan proses (a way of investigating).

1)       Fisika sebagai Produk
Produk yang dimaksud dalam fisika adalah kumpulan pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.
2)       Fisika sebagai Proses
Semua jenis produk dihasilkan setelah kita mempelajari gejala alam yang melibatkan materi,energy dan interaksinya melalui serangkaian proses. Proses tersebut meliputi langkah-langkah pengamatan, perumusan masalah, penyusunan hipotesis melalui eksperimen, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
3)       Fisika sebagai Sikap
Setiap langkah dalam proses membutuhkan sikap ilmiah yang baik, antara lain rasa ingin tahu, rasa percaya, kreatif, teliti, objektif, jujur, terbuka, mau bekerja sama, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
§  Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu pengetahuan dapat disebut ilmu dan dikatakan ilmiah adalah sebagai berikut :
1.     Objektik, artinya pengetahuan sesuai dengan objeknya atau didukung fakta empiris.
2.     Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3.     Sistematik, pengetahuan itu disusun dalam suatu sistem yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4.     Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimen yang sama akan memeproleh hasil yang sama pula.

Operasionalisasi Metode Ilmiah
Alur berfikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah yang disebut langkah-langkah operasional metode ilmiah, yaitu sebagai berikut :
1) Melakukan Pengamatan atau Observasi
Langkah awal yang harus dilalukan dalam sebuah penelitian adalah melakukan pengamatan atau observasi untuk menemukan masalah melalui pengamatan kuantitatif atau kualitatif.
Contoh: Air sebagai zat cair merupakan salah satu sumber pemanfaatan energi untuk pembangkit listrik yang karakteristknya perlu diketahui agar tepat guna.
2) Merumuskan Masalah
Masalah merupakan pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, atau bagaimana tentang objek yang diteliti yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
Contoh: Bagaimana hubungan antara suhu zat cair dengan lama pemanasan zat cair tersebut

3) Mengumpulkan Data atau Informasi
Informasi atau data dapat diperoleh dari literatur, buku atauinformasi yang ada di internet yang sesuai dan mendukung teori dalam penelitian.
Contoh: Zat cair dapat menyerap kalor secara spesifik bergantung dari jenis dan susunan partikelnya.

4) Membuat Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan sementara tentang masalah yang diselidiki. Jika setelah diuji hipotesis tidak diterima, kita harus mengubah hipotesis tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Contoh: Semakin lama dilakukan pemanasan, semakin tinggi kenaikan suhu dari zat cair

5) Melakukan percobaan atau Eksperimen
Percobaan atau eksperimen dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Percobaan biasanya dilakukan berulang kali sehingga dapat ditarik kesimpulan. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada suatu percobaan yang meliputi:
§  Variabel bebas, yaitu variabel yang dapat diubah bebas
§  Variabel terikat, yaitu variabel yang diteliti dan perubahannya bergantung pada variabel bebas.
§  Variabel kontrol, yaitu variabel yang selama percobaan dipertahankan tetap.

6) Menganalisis Data
Analisis data merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Data dapat disajikan di dalam tabel, matriks, atau grafik. Data yang diperoleh dapat dianalisis secara statistik dan nonstatistik. Tampilan data dapat berupa grafik batang, pie, histogram, gambar, maupun skema.
7) Menarik Kesimpulan
Kesimpulan merupakan penilaian apakah dalam sebuah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Apabaila dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis, maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya, jika dalam proses pengujian tidak terdapat cukup fakta yang mendukung hipotesis, maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi syarat keilmuan, yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah teruji kebenarannya. Pengertian kebenaran disini harus ditafsirkan secara pragmatis. Artinya, bahwa sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.
§   Peran Fisika dalam Kehidupan
Sebagai cabang dari sains, Fisika memiliki peran yang besar dalam perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan manusia. Seiring perkembangan teori Fisika, berikut beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:
1.     Pengembangan pembangkit listrik dengan berbagai sumber energi, seperti PLTU, PLTA, PLTS, dan PLTN.
2.     Kereta super cepat magiev dengan aplikasi superkonduktor.
3.     Perkembangan gadget, seperti handphone, laptop, kamera digital, MP3/MP4, dan tablet PC.
4.     Ultrasonografi, MRI, dan rontgen dalam bidang kedokteran.
5.     Pesawat ulang-alik untuk melakukan perjalanan ke angkasa luar.

§  Keselamatan Kerja di Laboratorium
Dalam melakukan penelitian atau praktikum Fisiska, kita terkadang diharuskan bekerja di laboratorium. Banyak hal yang perlu kita ketahui dan perhatikan demi menjaga keselamatan diri saat bekerja di laboratorium, diantaranya adalah:
Syarat Laboratorium Yang Baik
§  Kelengkapan alat keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis).
§  Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk uData yang stabil, sirkulasi uData segar yang masuk dan keluar ruangan harus diperhatikan dengan baik. Semakin banyak sirkulasi uData, maka kondisi laboratorium juga akan sehat.
§  Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi, penempatan bahan kimia dan peralatan percobaan harus ditata dengan rapi supaya mudah untuk mencarinya. Bila perlu, berikan denah atau panduan penempatan bahan kimia di rak supaya semakin memudahkan untuk mencari bahan kimia tersebut.
§  Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik dan siap pakai.
§  Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki 2 pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh.
§  Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan dipisahkan dua bahan kimia yang menimbulkan ledakan bila bereaksi.

Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium
Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat bisa diatasi dengan cepat. Berikut alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium :
1.     Pemadam kebakaran
2.     Eye washer
3.     Water shower
4.     Kotak P3K
5.     Jas Lab
6.     Peralatan Pembersih
7.     Obat-obatan
8.     Kapas
9.     Plater pembalut
10. Aturan-Aturan Keselamatan Kerja

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
1.     Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.
2.     Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke lab. Hal ini untuk mencegah hal-hak yang tidak diinginkan.
3.     Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
4.     Jangan melakukan praktikum sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya.
5.     Bertanyalah jika anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.
6.     Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
7.     Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
8.     Harus mengetahu cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator dan alat keselamatan kerja lainnya.
9.     Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan sebaiknya segera melaporkannya ke petugas laboratorium.
10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.
11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
12. Buanglah sampah pada tempatnya.
13. Usahakan untuk tidak sendirian si ruang laboratorium supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera.
14. Jangan bermain-main didalam ruangan laboratorium.
15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium

Lambang-lambang Bahaya
Animal Hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah di suntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggiigit dan mencakar.

Sharp Instrument Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda tajam. Benda ini jika tidak dapat digunakan dengan benar makan dapat melukai.

Heat Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.

Glassware Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah biasanya berupa gelas kimia.

Chemical Hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi

Electrical Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakan supaya tidak tersengat listrik.

Eye and Face Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelinding wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.

Fire Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya korosin (minyak tanah) dan spirtus.

Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS.

LASER Radiation Hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.

Radioaktive Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi jika terpapar terlalu lama akan menyebabkan ledakan.

Explosive Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.


Medan Magnet Akibat Arus Listrik

  NAMA GURU                                    : ROSMAWATI, S.Pd 2.         MATA PELAJARAN                           : FISIKA 3.         KEL...